It's really Me Yeahh..

Foto saya
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Seorang yang mungkin menurut orang lain gak pernah jelas maunya apa, sukanya apa, bahkan ada yang bilang saya suka asal, namun saya pikir mereka yang aneh, beruntung saya berada ditengah keluarga yang selalu membanggakan ke"unik"an ini. Sehingga saya tak perlu merasa risih dengan apa yang saya punya...hal yang paling tidak saya suka adalah menyesal, karena menyesal hanya akan membuat kecewa dan marah, so yang terjadi yah udah ajah terjadi, yang akan datang yang harus di'nikmati'...saya termasuk orang yang cukup ramah meski susah akrab dengan orang lain, tapi jika kita udah klop..jangan tanya saya bagaimana membuat anda jadi gila huehehehe...artinyaaaa...kalian siap siap merindukan aku setiap saat hahahaha...narsis..itu pastiiii...karena aku harus menyukai diri sendiri dulu baru bisa menyukai orang lain..setuju setuju??? so welcome to my world!!!

Senin, 06 Agustus 2012

Tegas menghadapi permasalahan, ramah menyelesaikan persoalan

Masih tentang lamunan di perjalanan, sulit untuk menghentikannya karena semua tak pernah disangka. Segala hal yang dituduhkan ke Layla, ternyata bukanlah tentang Layla melainkan tentang pria yang sudah berhasil merubah banyak tentang dirinya, pria yang teramat sangat dicintainya, pria yang sangat dia harapkan untuk tempatnya mengabdi, pria yang selalu manis memanjakannya, pria yang kelihatan sangat peduli dengannya, pria yang penuh janji dengan angin-angin surga, pria yang tak pernah terbersit sama sekali dipikirannya akan meninggalkannya dengan sebuah kalimat makian... Layla bertanya dalam hati, lalu jika aku telah mencintai pria dengan cara seperti ini, namun semua tetap tak ingin mepertahankan cintanya, dengan cara apalagi dia harus mencintai? Layla sebenarnya tak pernah terpaku kepada 1 masalah seperti apapun sulitnya mencari jalan keluar, dia selalu bisa membagi fokus dan perhatiannya untuk sebuah skala prioritas, tapi kali ini dia sudah sebulan lebih tak merubah topik pikirannya...mungkin sudah menjelang 8 minggu, dia tak bisa berhenti memikirkan tentang hatinya yang sudah tak berbentuk. Hati yang pernah dia buka seluas-luasnya untuk seseorang yang dia harapkan bisa mewujudkan semua mimpi-mimpinya. Layla selalu berusaha menemukan makna dari sebuah pertemuan dan sebuah perpisahan dengan seseorang, dia adalah hal yang teliti tentang hal ini. Tapi dengan pria ini Layla menjadi buta tak bisa menemukan makna dari pertemuan mereka kecuali sebuah rasa dipermainkan. Layla yang pernah dinilai pria itu atraktif dalam menggoda pria, dan melempar mereka begitu saja ketika objeknya menjadi butuh dia. Layla menghela nafas panjang:"Ternyata kau yang mengabaikan aku setelah aku mebutuhkanmu" bisiknya pelan... Layla juga teringat ketika dia dikatakan hanya akan penasaran tentang objek-objek yang menarik perhatiannya, mendekati mereka, mempelajarinya lalu akan meninggalakannya setelah tau seperti apa mereka: "Dan kau juga yang berbuat demikian, mungkin aku membuatmu penasaran, kau cari tau semua tentang aku, setelah terpenuhi rasa ingintahumu lalu tak ada beban meninggalkanku" Ketika bertemu dengan pria ini, Layla merasa kagum dengan segala kematangan cara berfikirnya, dan dia perlahan jatuh cinta, dengan ragu dia pupuk rasa itu, tak berani berharap banyak awalnya karena Layla sendiri adalah type orang yg sangat protektif untuk hatinya dikecewakan, salah satu cara yang diandalkannya selama ini adalah tak pernah berharap banyak dan berekspektasi berlebihan kepada orang lain selain dirinya. Tapi untuk kali ini Layla luput dari itu semua, terlalu lihai keadaan membuatnya terbuai, sehingga lupa untuk sebuah resiko besar yang sebenarnya setiap hari mengintainya... Berhari-hari, berminggu-minggu Layla bercakap-cakap dengan hatinya sendiri, dan memaklumi keadaanya yang memang bukan siapa-siapa..hanya seorang Layla yang kebetulan lewat disebuah jalan, menuju sebuah destinasi yang Layla sendiri tak tau kemana. Layla lalu tersadar dia hanya mampir di sebuah hati untuk menjadi sebuah pembanding, bukan untuk dimiliki, dan air mata Layla semakin deras ketika menyadari bahwa perasaannya tak pernah pantas untuk diperjuangkan. Layla lupa sedang dipermainkan, dia menjadi buta karena sangat serius dengan perasaanya sendiri. Layla sadar, cepat atau lambat dia pasti akan tersingkir, dan waktunya telah tiba sebelum dia menyadari itu. Ternyata priayang menyuruhnya untuk selalu tegas. tak bisa tegas terhadap permasalahannya dan tak bisa ramah menyelesaikannya. Dia terlalu pengecut untuk seorang yang Layla pikir akan melindunginya dari apapun, Layla tak ada harga untuk itu...karena Layla memang tak pernah berharga. Setelah dia memaklumi keadannya yang memilukan, Layla lalu bergumam: "Jika memang aku tidak layak untuk dipertahankan, lalu tak adakah sebuah kalimat Selamat Tinggal buatku? apakah untuk sebuah ucapan perpisahan pun aku tetap tak layak? Apakah aku memang hanya pantas untuk kalimat-kalimat makian, ucapan-ucapan kasar, kata-kata hinaan..." Dan tiba-tiba semua menjadi gelap...