BLUEBUTTERFLYZ
You Say ..If you could fly, You'd never come back down. You only have eyes for that Blue. You've yet to learn what sadness is, and are now just grasping what pain is like. Even the feeling i have for U Must be expressed in words. As You Awake from a dream into an unknown world.... Spread Your Wings and take flight! You know if you just can make it through, You'll find what you seek.. So Keep Tryin To Break Free To That Blue...Blue Sky
It's really Me Yeahh..
- MyBlueButterflyz
- Padang, Sumatera Barat, Indonesia
- Seorang yang mungkin menurut orang lain gak pernah jelas maunya apa, sukanya apa, bahkan ada yang bilang saya suka asal, namun saya pikir mereka yang aneh, beruntung saya berada ditengah keluarga yang selalu membanggakan ke"unik"an ini. Sehingga saya tak perlu merasa risih dengan apa yang saya punya...hal yang paling tidak saya suka adalah menyesal, karena menyesal hanya akan membuat kecewa dan marah, so yang terjadi yah udah ajah terjadi, yang akan datang yang harus di'nikmati'...saya termasuk orang yang cukup ramah meski susah akrab dengan orang lain, tapi jika kita udah klop..jangan tanya saya bagaimana membuat anda jadi gila huehehehe...artinyaaaa...kalian siap siap merindukan aku setiap saat hahahaha...narsis..itu pastiiii...karena aku harus menyukai diri sendiri dulu baru bisa menyukai orang lain..setuju setuju??? so welcome to my world!!!
Senin, 06 Agustus 2012
Tegas menghadapi permasalahan, ramah menyelesaikan persoalan
Masih tentang lamunan di perjalanan, sulit untuk menghentikannya karena semua tak pernah disangka. Segala hal yang dituduhkan ke Layla, ternyata bukanlah tentang Layla melainkan tentang pria yang sudah berhasil merubah banyak tentang dirinya, pria yang teramat sangat dicintainya, pria yang sangat dia harapkan untuk tempatnya mengabdi, pria yang selalu manis memanjakannya, pria yang kelihatan sangat peduli dengannya, pria yang penuh janji dengan angin-angin surga, pria yang tak pernah terbersit sama sekali dipikirannya akan meninggalkannya dengan sebuah kalimat makian...
Layla bertanya dalam hati, lalu jika aku telah mencintai pria dengan cara seperti ini, namun semua tetap tak ingin mepertahankan cintanya, dengan cara apalagi dia harus mencintai?
Layla sebenarnya tak pernah terpaku kepada 1 masalah seperti apapun sulitnya mencari jalan keluar, dia selalu bisa membagi fokus dan perhatiannya untuk sebuah skala prioritas, tapi kali ini dia sudah sebulan lebih tak merubah topik pikirannya...mungkin sudah menjelang 8 minggu, dia tak bisa berhenti memikirkan tentang hatinya yang sudah tak berbentuk. Hati yang pernah dia buka seluas-luasnya untuk seseorang yang dia harapkan bisa mewujudkan semua mimpi-mimpinya.
Layla selalu berusaha menemukan makna dari sebuah pertemuan dan sebuah perpisahan dengan seseorang, dia adalah hal yang teliti tentang hal ini.
Tapi dengan pria ini Layla menjadi buta tak bisa menemukan makna dari pertemuan mereka kecuali sebuah rasa dipermainkan.
Layla yang pernah dinilai pria itu atraktif dalam menggoda pria, dan melempar mereka begitu saja ketika objeknya menjadi butuh dia. Layla menghela nafas panjang:"Ternyata kau yang mengabaikan aku setelah aku mebutuhkanmu" bisiknya pelan...
Layla juga teringat ketika dia dikatakan hanya akan penasaran tentang objek-objek yang menarik perhatiannya, mendekati mereka, mempelajarinya lalu akan meninggalakannya setelah tau seperti apa mereka: "Dan kau juga yang berbuat demikian, mungkin aku membuatmu penasaran, kau cari tau semua tentang aku, setelah terpenuhi rasa ingintahumu lalu tak ada beban meninggalkanku"
Ketika bertemu dengan pria ini, Layla merasa kagum dengan segala kematangan cara berfikirnya, dan dia perlahan jatuh cinta, dengan ragu dia pupuk rasa itu, tak berani berharap banyak awalnya karena Layla sendiri adalah type orang yg sangat protektif untuk hatinya dikecewakan, salah satu cara yang diandalkannya selama ini adalah tak pernah berharap banyak dan berekspektasi berlebihan kepada orang lain selain dirinya.
Tapi untuk kali ini Layla luput dari itu semua, terlalu lihai keadaan membuatnya terbuai, sehingga lupa untuk sebuah resiko besar yang sebenarnya setiap hari mengintainya...
Berhari-hari, berminggu-minggu Layla bercakap-cakap dengan hatinya sendiri, dan memaklumi keadaanya yang memang bukan siapa-siapa..hanya seorang Layla yang kebetulan lewat disebuah jalan, menuju sebuah destinasi yang Layla sendiri tak tau kemana. Layla lalu tersadar dia hanya mampir di sebuah hati untuk menjadi sebuah pembanding, bukan untuk dimiliki, dan air mata Layla semakin deras ketika menyadari bahwa perasaannya tak pernah pantas untuk diperjuangkan. Layla lupa sedang dipermainkan, dia menjadi buta karena sangat serius dengan perasaanya sendiri.
Layla sadar, cepat atau lambat dia pasti akan tersingkir, dan waktunya telah tiba sebelum dia menyadari itu. Ternyata priayang menyuruhnya untuk selalu tegas. tak bisa tegas terhadap permasalahannya dan tak bisa ramah menyelesaikannya. Dia terlalu pengecut untuk seorang yang Layla pikir akan melindunginya dari apapun, Layla tak ada harga untuk itu...karena Layla memang tak pernah berharga.
Setelah dia memaklumi keadannya yang memilukan, Layla lalu bergumam: "Jika memang aku tidak layak untuk dipertahankan, lalu tak adakah sebuah kalimat Selamat Tinggal buatku? apakah untuk sebuah ucapan perpisahan pun aku tetap tak layak? Apakah aku memang hanya pantas untuk kalimat-kalimat makian, ucapan-ucapan kasar, kata-kata hinaan..."
Dan tiba-tiba semua menjadi gelap...
Kamis, 19 Juli 2012
Pengecut
Kau tak sama seperti malam
Ia selalu datang dan pergi tepat waktu
meski ia tak pernah menjanjikannya
Kau tak sama seperti rindu
Rindu tak pernah berdusta
Ia selalu ada dan akan terus ada
Kau tak sama seperti purnama
Selalu menyabit dan membulat kemudian menyabit lagi
Begitu seterusnya
Kau tak sama seperti hati
Yang ruangnya selalu ternganga luas menyambut peluk
Kau tak sama seperti jantung
Yang setia berdetak hingga tiba diujung jalan
Kau adalah sama seperti angin, demikian lembut
Membelai, melenakan, memanjakan...
Lalu memporakporandakan..dan bergegas pergi setelah semua hancur
Kau adalah sama seperti air...
Menenangkan, riak menjadi senandung pelipur lara
Lalu beriak, berputar dan menenggelamkan...
Bahkan tanpa menarik kembali semua janjimu
Bahkan tanpa mengucapkan selamat tinggal
Bahkan tanpa menatap tepat dibola mataku
Rabu, 04 Juli 2012
Abuse Me
Hmmmm....lalu sepanjang jalan adalah lamunan...kira-kira dimana petunjuk yang Engkau janjikan, bukan aku meragu...mungkin aku yang tak jeli membacanya.
Kurunut semua satu persatu, segala alasan dan hikmah atas apa yang telah terjadi...aku hanya meminta, apapun yang terjadi berikan aku petunjuk, agar aku tau dan yakin, itu bukan bisikan kalbu melainkan suaraMu yang Engkau sampaikan menjadi suara hati...
Lama tertegun, berpikir...jika kejadiannya ini apa hikmahnya, jika kejadian itu apa hikmahnya, dan satu persatu aku rangkai...semoga bukan kesimpulan yang salah...
Buatku adalah tidak bijak meninggalkan aku sendiri bingung ditengah badai tanpa arah dan petunjuk, seolah berkata...selamatkan dirimu jika nanti sesuatu terjadi kau tau dimana aku...apakah itu ksatria? Ketika kejadian yang sama seperti yang kualami terjadi padamu dibeberapa waktu lampau, tak kau lepas genggaman, tak kau izinkan aku pergi, tak kau biarkan aku untuk menetralkan suasana, aku pikir itu hal biasa...someday ketika aku demikian kau pasti berbuat hal yang sama seperti yang kulakukan saat itu...
Kau tau, aku bukan manusia berpikiran pendek yang tak bisa menerima alasan seseorang melakukan sesuatu jika memang itu masuk akal atau katakanlah "reasonable", tapi berlalu begitu saja adalah bijak menurutmu, dan tak ada sedikit ruang pun tersisa...
Lalu berminggu-minggu aku dipaksa untuk memikirkan semuanya, bertanya dalam hati, menjawab dalam hati dan mengiyakan dalam hati juga menolak dalam hati....
Dan semua terjawab, semoga benar adanya..itu adalah sebuah petunjuk...aku hanya ingin diberi petunjuk, petunjuk tentang arti semua ini dicobakan, ditetapkan atasku, dibagian mana aku dikuatkan dalam rangkaian peristiwa ini...
I dont care if all the people around the world abuse me because of all the things that i've done...but it's annoying if the person that i think wise and care about me let it happen...and the worst that guy follow to abuse me...show them that is good to abuse someone else...
Tegas?? hummmm...mengajarkan ku tegas?? itu yang disebutkan tegas olehmu?
Kecewa? Ya... We promise that we'll gonna through it all together...but you leave me alone without explanation and reason, like i'm a stupid, silly and fool..that will not understand how hard it all....
Hiding about something for me, but you dont have any brave to say in front of my eyes...
But the bad side is just about me, me with my feeling which i cant control still like that just like that, like what i said before, like what you heard before, all the dream, all the hope...still stay here...poor me, cant deny you..
But i gotta go, go to the place i used tobe, i think if love just aint enough, commitment is what that i need the most..eventhough it will flat and plain...i'll give my best to make all the people around me happy....
Selasa, 03 Juli 2012
Sesak di dada
33 tahun sudah Engkau memberiku kesempatan menjalani hidup di dunia ini ya Allah, tapi sungguh aku baru sadar bahwa aku tak berbuat apa-apa untuk mengabdi padaMu wahai Dzat Yang Maha Suci...
Dan aku masih terus menjalani segala ketetapan yang telah Engkau tentukan terhadapku, yang aku yakini bahwa semua ini meskipun sakit adalah yang terbaik buatku, buatnya dan buat mereka...
Hanya padaMu aku berlindung wahai Allah yang Maha Melindungi...
Jika pedih dan sakitku ini adalah yang terbaik buat kami semua, aku mohon berikan aku kekuatan iman serta kebesaran jiwa untuk menjalaninya Ya Allah, jangan jadikan kami sebagai manusia pengumpat yang kufur nikmatmu...sungguh aku percaya, bahwa Engkau adalah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...
Jika telah Engkau karunia kami rasa bahagia walau sesaat, Alhamdulillah..Alhamdulillah...Alhamdulillahirabbil 'alamin...Terima Kasih untuk bahagia tak terkira itu...
Dan Jika rindu ini masih terpelihara dihatiku..tetapi ianya bukan untuk membahagiakan orang lain, kiranya sudilah Engkau mengambilnya,karena sangat sakit menahannya sesak didada Ya Allah...maafkan aku HambaMu yang tak mengerti, Sungguh hanya Engkau Yang Maha Mengetahui...
Dan kami hanyalah manusia yang Engkau ciptakan dengan Akal dan Nafsu...yang seringkali tak mempergunakan akal dan mengagungkan nafsu...maka ampunilah kami Ya Allah...
Dan jika rasa rindu ini berubah menjadi nafsu, maka hanya padaMu aku memohon kekuatan, memohon perlindungan dan memohon ampunan Ya Allah Yang Maha Mengampuni...
Hanya Engkaulah yang mengetahui, apa yang ada dihati dan pikiranku...hanya Engkau yang mengetahui hasrat dan inginku, hanya Engkau yang mengetahui mimpi dan anganku, hanya Engkau yang mengetahui seluruh isi jiwa dan ragaku, sesungguhnya seluruh hidup dan mati ku hanya untukMu ya Allah...
Dekatkan aku dengan orang-orang yang bisa mendekatkan hati dan jiwaku kepadaMu, cintakan aku kepada orang yang mencintakan hati dan jiwaku kepadaMu...ridhokan aku dengan orang yang meridho'i kedekatanku denganMu, dan hanya Engkaulah yang Maha Kuasa...
Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah...Lailaha Ilallah,Muhammadarasulullah...
Selasa, 24 Januari 2012
Perlukah Orang Tua
entah dari mana mengawali tulisan malam ini, bahkan masih ragu apakah harus menulisnya atau tidak
aku tak ingin jadi anak durhaka, itu pasti...hmmm...dan aku rasa tak 1 orang pun di dunia ingin jadi anak durhaka...
segala yang kulakukan tentunya untuk kebahagianku dan orang tuaku dan keluargaku, buat apa juga aku berbahagia sendiri tanpa mengikutsertakan mereka, alangkah bodohnya aku kalau itu sampai terniat
tapi apakah orang tua akan selalu sensitif, dan dunia antara ortu dan anak jadi terbalik diusia kepala tiga ini
teringat dulu waktu kecil sering merasa hati bagai tersayat sembilu kalo ortu ngomongnya memilukan hati, entah ortu sadar atau gak, gw ngurung diri dikamar dan sesenggukan ampe ketiduran lalu bangun dengan mata bengkak
ternyata sekarang kejadiannya malah terbalik, ortu yang demikian, katanya tersinggung atau tepatnya sedih karena kalimat anak...teringat aku pernah di nasehati tanteku, jangan sekali-sekali membuat hati ortu sedih bahkan sampai pilu...
GOD, gimana cara?
misalnya nyokap umur 80, dan gw umur 60 dalam sekali seumur hidup itu gw sama sekali gak bikin nyokap sedih itu mustahil, bukan masalah niatnya gw emang pengen bikin sedih tapi ini kan masalahnya yg bisa ngontrol hati nyokap 100% itu ya nyokap sendiri, kalo pun gw udah cukup berhati-hati dalam bertutur kata dan bertindak tapi toh pas nyokap mood nya lagi mellow yah pastinya gw akan gagal jugakan?
dan kalo hari ini ternyata gw bikin nyokap sedih, ampe nangis segala...sungguh gw gak pernah niatan itu...tapi gw juga bukan orang yang pandai bersedih bersama, berbicara serius dengan sambil berpegangan tangan...waduh, bukan gak mau juga...tapi gak bisa...
suruh aja gw ngebuktiin cinta gw ke nyokap pake tindakan gak usah kata-kata deh....
Jadi sebenarnya, intinya begini:
Berbuat baik kepada orang tua itu wajib!!! bukan balas budi lho, jelas-jelas budi tak bisa dibalas, budi hanya bisa di bawa mati...tapi kenapa kita harus berbuat baik ke ortu, karena ortu yang kita anggap bener-bener ortu ini (baik kandung, tiri atau angkat) ini ikhlas ama kita...ada lho ortu kandung yang kejam...kisahnya banyak kok di media massa dan elektronik
jadi kalo dibilang balas jasa kayaknya gak mungkin banget kita bisa balas jasa, dan agama saya juga memerintahkan untuk mendoakan ortu dan berbuat baik serta merawat mereka...tapi terlepas dari itu...rasa sayang gak bisa dihindari kan?
tapi ortu juga bisakan bikin kita sedih...so pasti...toh ortu juga hanya mengandalkan firasat dan kebiasaan kita untuk mengerti isi hati kita, yang seringnya tidak tepat 100% kan...nah, berarti ada masanya dia tak mengerti yang kita mau dan yang kita maksud
dan kata orang-orang, semakin uzur ortu semakin mereka sensitif, gw belum tua juga kadang sensitif dalam beberapa hal...
jadi...sebelum kita tua, sebaiknya mari kita lihat dan kita andaikan juga kita mengerti bagaimana jika kita tua kelak...perlukah kita merasa menjadi manusia tiada guna di dunia? apalagi kepada anak yang menjadi bagian dari jiwa kita? perlukah kita menganggap diri kita benalu jika memang kita selalu ikhlas terhadap manusia yg kita anggap anak, perlukan kita mengatakan...kita hanya menumpang kepada anak karena kita sudah tua...
semua itu sangat tak perlu karena tak ada guna tak ada fungsi....
karena itu hanya mebuat hati anak sedih, hati anak hancur dan membuat hati anak merasa bersalah karena hanya menginginkan orang tua yang berguna, yang tak menumpang dan tak benalu...
tak ada matematika antara anak dan orang tua...
tak kan pernah ada, bahakan ketika salah satunya meninggal pun...hubungan antar keduanya akan tetap ada di Mata Allah...
aku tak ingin jadi anak durhaka, itu pasti...hmmm...dan aku rasa tak 1 orang pun di dunia ingin jadi anak durhaka...
segala yang kulakukan tentunya untuk kebahagianku dan orang tuaku dan keluargaku, buat apa juga aku berbahagia sendiri tanpa mengikutsertakan mereka, alangkah bodohnya aku kalau itu sampai terniat
tapi apakah orang tua akan selalu sensitif, dan dunia antara ortu dan anak jadi terbalik diusia kepala tiga ini
teringat dulu waktu kecil sering merasa hati bagai tersayat sembilu kalo ortu ngomongnya memilukan hati, entah ortu sadar atau gak, gw ngurung diri dikamar dan sesenggukan ampe ketiduran lalu bangun dengan mata bengkak
ternyata sekarang kejadiannya malah terbalik, ortu yang demikian, katanya tersinggung atau tepatnya sedih karena kalimat anak...teringat aku pernah di nasehati tanteku, jangan sekali-sekali membuat hati ortu sedih bahkan sampai pilu...
GOD, gimana cara?
misalnya nyokap umur 80, dan gw umur 60 dalam sekali seumur hidup itu gw sama sekali gak bikin nyokap sedih itu mustahil, bukan masalah niatnya gw emang pengen bikin sedih tapi ini kan masalahnya yg bisa ngontrol hati nyokap 100% itu ya nyokap sendiri, kalo pun gw udah cukup berhati-hati dalam bertutur kata dan bertindak tapi toh pas nyokap mood nya lagi mellow yah pastinya gw akan gagal jugakan?
dan kalo hari ini ternyata gw bikin nyokap sedih, ampe nangis segala...sungguh gw gak pernah niatan itu...tapi gw juga bukan orang yang pandai bersedih bersama, berbicara serius dengan sambil berpegangan tangan...waduh, bukan gak mau juga...tapi gak bisa...
suruh aja gw ngebuktiin cinta gw ke nyokap pake tindakan gak usah kata-kata deh....
Jadi sebenarnya, intinya begini:
Berbuat baik kepada orang tua itu wajib!!! bukan balas budi lho, jelas-jelas budi tak bisa dibalas, budi hanya bisa di bawa mati...tapi kenapa kita harus berbuat baik ke ortu, karena ortu yang kita anggap bener-bener ortu ini (baik kandung, tiri atau angkat) ini ikhlas ama kita...ada lho ortu kandung yang kejam...kisahnya banyak kok di media massa dan elektronik
jadi kalo dibilang balas jasa kayaknya gak mungkin banget kita bisa balas jasa, dan agama saya juga memerintahkan untuk mendoakan ortu dan berbuat baik serta merawat mereka...tapi terlepas dari itu...rasa sayang gak bisa dihindari kan?
tapi ortu juga bisakan bikin kita sedih...so pasti...toh ortu juga hanya mengandalkan firasat dan kebiasaan kita untuk mengerti isi hati kita, yang seringnya tidak tepat 100% kan...nah, berarti ada masanya dia tak mengerti yang kita mau dan yang kita maksud
dan kata orang-orang, semakin uzur ortu semakin mereka sensitif, gw belum tua juga kadang sensitif dalam beberapa hal...
jadi...sebelum kita tua, sebaiknya mari kita lihat dan kita andaikan juga kita mengerti bagaimana jika kita tua kelak...perlukah kita merasa menjadi manusia tiada guna di dunia? apalagi kepada anak yang menjadi bagian dari jiwa kita? perlukah kita menganggap diri kita benalu jika memang kita selalu ikhlas terhadap manusia yg kita anggap anak, perlukan kita mengatakan...kita hanya menumpang kepada anak karena kita sudah tua...
semua itu sangat tak perlu karena tak ada guna tak ada fungsi....
karena itu hanya mebuat hati anak sedih, hati anak hancur dan membuat hati anak merasa bersalah karena hanya menginginkan orang tua yang berguna, yang tak menumpang dan tak benalu...
tak ada matematika antara anak dan orang tua...
tak kan pernah ada, bahakan ketika salah satunya meninggal pun...hubungan antar keduanya akan tetap ada di Mata Allah...
Minggu, 30 Oktober 2011
Damn!!! I'm Missing Myself
benar-benar rindu diriku sendiri
dan kalian takkan pernah bisa mengerti apa itu
karena ini tentang diriku sendiri
sebagaimana aku takkan pernah benar-benar mengerti tentangmu
karena sakit dan senang yang kamu rasa takkan pernah benar-benar aku rasakan
demikian juga pilu dan bahagiaku takkan pernah benar-benar kamu rasakan
kita punya masing-masing sudut...untuk diri kita sendiri
yang sama sekali tidak akan pernah bisa dimasuki oleh siapapun....
karena kita memang masing-masing punya 1 hati untuk diri kita sendiri
Senin, 05 September 2011
Tak Sedikit Pun Aku Meragukan itu
aha!!! akhirnya larut malam yang membawaku ke kandang ini...
teringat tentang sebuah buku yang aku baca...tadinya malah gak pengen beli buku tersebut, karena ku pikir hanya akan sama dengan buku-buka lain dengan tema sejenis yaitu: true story tentang kisah anak miskin yang dengan tekad kuat berhasil dalam pendidikan setelah melalui pedihnya hidup...tapi akhirnya aku beli juga. Pengarangnya mempunyai sebuah Komunitas yang peduli terhadap Anak-anak Jalanan dan Anak-anak yang kurang mampu, sedikit banyak aku ikuti aktifitas dan kegiatan Komunitas tersebut, aku suka...aku senang dengan Komunitas itu lalu penasaran dengan Novel yang ditulis oleh penggeraknya, maka aku beli..
Sebenarnya bukunya sendiri sudah lama dibeli, tapi masih dalam keadaan bersegel, sampai pada suatu masa dimana aku sedang boring berat untuk berhadapan serius dengan duniaku yaitu dunia pekerjaan, maka sibuku itu...atau tepatnya, Novel itu jadi temen membunuh waktu...wes ewes ewes...2hari 1malam, buku pertama habis dilalap. Kesannya?? Masih biasa saja, tidak sama seperti ketika aku mengawali membaca salah satu Novel Religius "Tere-Liye"...penasaran tak bisa berhenti...
Tapi, tetap aku beli lanjutan Novel tadi...nahhhh...kayaknya aku mulai penasaran, lalu tak bisa berhenti juga...sekejap jap jap...beres...
Aku bolak-balik lagi beberapa halaman, dari Novel pertama ke Novel kedua...Novel ini tidak hanya menyemangati pembacanya agar tetap semangat menggapai impian, tapi juga memberitahu bahwa,impian itu hanya akan jadi nyata jika dilakukan dengan beberapa cara secara bersamaan: Berdoa dengan sungguh-sungguh, kesungguhan yang diwujudkan dalam rencana yang matang dan masuk akal, rencana yang diseriuskan dengan tindakan nyata...semua hanya karena sebuah alasan "Harga Diri", jika sebuah cita-cita telah dilafazkan, dan didengarkan oleh orang lain, maka pantang untuk tak mengejarnya, sekalipun itu sangatlah susah dan terkadang dipikir-pikir tidak masuk akal untuk dikejar. Tapi keyakinan bahwa Tuhan itu Maha Tahu, Pendengar, Pengasih dan Penyayang maka semua jadi nyata, meski mewujudkannya sangat sangat sangat tidak mudah...
Jadi, bolehkah dikatakan...begini:
Nasib itu tidak ditentukan dari lahir, tetapi ditentukan dari do'a dan kesungguhan kita untuk meraih apa yang kita inginkan...karena kan kira-kira ayatnya: "Tidak akan kurubah nasib suatu kaum, kecuali mereka berusaha untuk merubahnya" Jadi, tidak ada yang namanya, sudah nasib sianu untuk jadi demikian...
Sungguh Allah Maha Adil, dan tak sedikit pun aku meragukan itu...
teringat tentang sebuah buku yang aku baca...tadinya malah gak pengen beli buku tersebut, karena ku pikir hanya akan sama dengan buku-buka lain dengan tema sejenis yaitu: true story tentang kisah anak miskin yang dengan tekad kuat berhasil dalam pendidikan setelah melalui pedihnya hidup...tapi akhirnya aku beli juga. Pengarangnya mempunyai sebuah Komunitas yang peduli terhadap Anak-anak Jalanan dan Anak-anak yang kurang mampu, sedikit banyak aku ikuti aktifitas dan kegiatan Komunitas tersebut, aku suka...aku senang dengan Komunitas itu lalu penasaran dengan Novel yang ditulis oleh penggeraknya, maka aku beli..
Sebenarnya bukunya sendiri sudah lama dibeli, tapi masih dalam keadaan bersegel, sampai pada suatu masa dimana aku sedang boring berat untuk berhadapan serius dengan duniaku yaitu dunia pekerjaan, maka sibuku itu...atau tepatnya, Novel itu jadi temen membunuh waktu...wes ewes ewes...2hari 1malam, buku pertama habis dilalap. Kesannya?? Masih biasa saja, tidak sama seperti ketika aku mengawali membaca salah satu Novel Religius "Tere-Liye"...penasaran tak bisa berhenti...
Tapi, tetap aku beli lanjutan Novel tadi...nahhhh...kayaknya aku mulai penasaran, lalu tak bisa berhenti juga...sekejap jap jap...beres...
Aku bolak-balik lagi beberapa halaman, dari Novel pertama ke Novel kedua...Novel ini tidak hanya menyemangati pembacanya agar tetap semangat menggapai impian, tapi juga memberitahu bahwa,impian itu hanya akan jadi nyata jika dilakukan dengan beberapa cara secara bersamaan: Berdoa dengan sungguh-sungguh, kesungguhan yang diwujudkan dalam rencana yang matang dan masuk akal, rencana yang diseriuskan dengan tindakan nyata...semua hanya karena sebuah alasan "Harga Diri", jika sebuah cita-cita telah dilafazkan, dan didengarkan oleh orang lain, maka pantang untuk tak mengejarnya, sekalipun itu sangatlah susah dan terkadang dipikir-pikir tidak masuk akal untuk dikejar. Tapi keyakinan bahwa Tuhan itu Maha Tahu, Pendengar, Pengasih dan Penyayang maka semua jadi nyata, meski mewujudkannya sangat sangat sangat tidak mudah...
Jadi, bolehkah dikatakan...begini:
Nasib itu tidak ditentukan dari lahir, tetapi ditentukan dari do'a dan kesungguhan kita untuk meraih apa yang kita inginkan...karena kan kira-kira ayatnya: "Tidak akan kurubah nasib suatu kaum, kecuali mereka berusaha untuk merubahnya" Jadi, tidak ada yang namanya, sudah nasib sianu untuk jadi demikian...
Sungguh Allah Maha Adil, dan tak sedikit pun aku meragukan itu...
Selasa, 16 Agustus 2011
ternyata, aku bisa bahkan sampai sejauh ini...
aku masih ingat hangatnya pipi tersiram air mata
meski itu sudah cukup lama
tapi begitu yakin aku takkan pernah lupa
karena semua ternyata menjadi luka
tapi semua dihadapan mata
menyadari bahwa ternyata...
semua sudah tak lagi sama
dan aku bisa melakukannya...
semua...
semua yang aku janjikan dalam jiwa
tentang dia dan tentang kita...
ternyata...
aku bisa melewati semua
yang sebelumnya sebenarnya sudah kuduga
dan tadinya ingin kutinggalkan begitu saja...
tapi aku tak mau matahari tertawa
bulan menghina
dan bintang tak lagi menyapa...
maka...
aku lakukan semua, dan membuatmu terpana...
meski itu sudah cukup lama
tapi begitu yakin aku takkan pernah lupa
karena semua ternyata menjadi luka
tapi semua dihadapan mata
menyadari bahwa ternyata...
semua sudah tak lagi sama
dan aku bisa melakukannya...
semua...
semua yang aku janjikan dalam jiwa
tentang dia dan tentang kita...
ternyata...
aku bisa melewati semua
yang sebelumnya sebenarnya sudah kuduga
dan tadinya ingin kutinggalkan begitu saja...
tapi aku tak mau matahari tertawa
bulan menghina
dan bintang tak lagi menyapa...
maka...
aku lakukan semua, dan membuatmu terpana...
Rabu, 29 Juni 2011
Juni oh Juni
Juni akan berakhir besok, baru sadar...selama Juni tidak menuliskan apa-apa disini...harusnya sihh banyak cerita. Mungkin masih ada beberapa yang ingat..
Salah satunya adalah...kerinduan tentang masa kecil, bukan masa kecil di usia Sekolah Dasar ...malah masa kecil beranjak Remaja, masa SLTP dulu lebih keren dengan sebutan SMP disebuah kota kecil yang mesti hanya sempat 4tahun disana tapi ternyata kotanya sangat membekas, banyak kenangan dari mulai yang konyol sampai ke pengalaman yang membanggakan.
Kota yang sangat panas karena memang dikelilingi oleh Pohon Sawit dan Pohon Getah, di SMP nya masuk Kelas Unggul, Kelas dimana pada masa itu siswa putrinya selalu jadi inceran anak kelas lain karena pinter-pinter dan cakep-cakep menurut mereka, bahkan anak SMP lain, mungkin juga anak SMA lain. Dan disana aku berteman baik dengan seseorang yang belakangan aku sadar aku bercerita terlalu banyak dengannya, karena beberapa hari terakhir dia menelpon dan mengingatkan betapa lucu dan nakalnya aku waktu itu, tapi juga betapa seringnya aku cerita hal sedih ke dia. Believe it or not, dia hapal detailnya.
Belakangan juga ketemu banyak teman yang berasal dari SMP tersebut, amazing mereka ingat aku dengan baik ketika aku masih sibuk mereka2 dalam hati..."kamu yang mana yah dulu di SMP" hehehe...tekhnologi emang bener2 canggih ya...
Senang mengetahui kabar mereka saat ini. Membayangkan lagi rutinitas pagi disekolah, senam pagi yang malas-malasan, baris di susunan paling belakang, tidak suka disuruh jadi pelaksana Upacara Bendera, baik itu yang ngibarin bendera, yang jadi protokol atau apapun itu namanya, paling gemar olah raga praktek apalagi untuk bidang atletik, meski masa itu termasuk dengan tinggi diatas rata-rata tapi lentur kalo praktek atletik, gak salah ajah nilai olah raga nya bagus, tidak suka pelajaran matematika, tapi selalu terpilih jadi panitia pameran tekhnik electronik pada saat peringatan Hari Kesaktian Panacasila setiap tahunnya. Tidak bersuara bagus tapi suka pelajaran kesenian, paling cepat membaca not balok dan tak lulus-lulus pelajaran praktek main gitar.
Hampir setiap sore dikota itu keliling komplek naik sepeda, dengan atau tanpa teman...sebagian waktu pulang sekolah buat les tambahan, meski seringnya bolos kecuali les matematika. sengaja banget les matematika, gurunya lucu dan justru karena lemah mata pelajaran matematika makanya bela-belain ikutan les tambahannya, kalo gak ikutan les mungkin nilainya bakalan merah.
Selalu sebangku dengan juara kelas bahkan juara umum disekolah itu (dia sekarang sudah jadi dokter) tapi tetap tak pernah nuler tuh pinternya, paling sering jahilin guru biologi yang sekarang katanya udah ninggal, dan langganan di omelin guru B Indo nesia dan Guru Agama, karena katanya pelajar putri di kelas kami paling genit..padahal pelajar putranya ajah yang suka nongkrong tebar pesona di depan kelas kita..heheheh
Kelas 3 SMP pernah pacaran ama anak SMA lain, eh malah diketawain ama temen, katanya pacarnya ketuaan..padahal naksir doikan udah 3taon baru berani deketan...dari kelas 1 SMP udah seneng, tapi kayaknya salah taksir karena doi sendiri idola dikota itu ...yah itu sihh dizamannya itu...
Tau tiba-tiba suka nelpon ke rumah, gak ngerti kalo itu dia namanya naksir gue, dibilangin ama temen yang sering nitipin salamnya...masih pake acara surat-suratan segala, kertasnya warna merah jambu dan kertasnya harumm banget, yang isinya cuma tertulis "Minta Photonya dong" hahahahaha...
ada gambar hati dan tanda tangan, segitu doang???
Sampai pacaran bertahun-tahun pun photo tak jua dikasih, kecuali minta dari temen lain atau malah ditilep dari album di rumah..ketauannya udah belakangan banget...entah gimana cerita, pindah kota ehhh gak ada lagi tuh lanjutannya...kadang nelpon kadang nggak, udah punya temen-temen baru jadi gak kepikiran lagi..
Lucu ya...kalo liat anak-anak yang sekarang wahh pacarannya udah pada berani, kita dulu ketemuannya bentar-bentar, kalo gak nganter ke sekolah yahh jemput dari sekolah, minum es campur pulang les tambahan dan di kunjungi malam minggu dengan jam kunjungan terbatas, bertamunya rame-rame pula...kayak mau demonstrasi...
Mengingat-ingat kelakukan masa lalu jadi ngebayangin seperti apa yah mereka sekarang? Tapi semua hanya sebuah masa lalu...
Salah satunya adalah...kerinduan tentang masa kecil, bukan masa kecil di usia Sekolah Dasar ...malah masa kecil beranjak Remaja, masa SLTP dulu lebih keren dengan sebutan SMP disebuah kota kecil yang mesti hanya sempat 4tahun disana tapi ternyata kotanya sangat membekas, banyak kenangan dari mulai yang konyol sampai ke pengalaman yang membanggakan.
Kota yang sangat panas karena memang dikelilingi oleh Pohon Sawit dan Pohon Getah, di SMP nya masuk Kelas Unggul, Kelas dimana pada masa itu siswa putrinya selalu jadi inceran anak kelas lain karena pinter-pinter dan cakep-cakep menurut mereka, bahkan anak SMP lain, mungkin juga anak SMA lain. Dan disana aku berteman baik dengan seseorang yang belakangan aku sadar aku bercerita terlalu banyak dengannya, karena beberapa hari terakhir dia menelpon dan mengingatkan betapa lucu dan nakalnya aku waktu itu, tapi juga betapa seringnya aku cerita hal sedih ke dia. Believe it or not, dia hapal detailnya.
Belakangan juga ketemu banyak teman yang berasal dari SMP tersebut, amazing mereka ingat aku dengan baik ketika aku masih sibuk mereka2 dalam hati..."kamu yang mana yah dulu di SMP" hehehe...tekhnologi emang bener2 canggih ya...
Senang mengetahui kabar mereka saat ini. Membayangkan lagi rutinitas pagi disekolah, senam pagi yang malas-malasan, baris di susunan paling belakang, tidak suka disuruh jadi pelaksana Upacara Bendera, baik itu yang ngibarin bendera, yang jadi protokol atau apapun itu namanya, paling gemar olah raga praktek apalagi untuk bidang atletik, meski masa itu termasuk dengan tinggi diatas rata-rata tapi lentur kalo praktek atletik, gak salah ajah nilai olah raga nya bagus, tidak suka pelajaran matematika, tapi selalu terpilih jadi panitia pameran tekhnik electronik pada saat peringatan Hari Kesaktian Panacasila setiap tahunnya. Tidak bersuara bagus tapi suka pelajaran kesenian, paling cepat membaca not balok dan tak lulus-lulus pelajaran praktek main gitar.
Hampir setiap sore dikota itu keliling komplek naik sepeda, dengan atau tanpa teman...sebagian waktu pulang sekolah buat les tambahan, meski seringnya bolos kecuali les matematika. sengaja banget les matematika, gurunya lucu dan justru karena lemah mata pelajaran matematika makanya bela-belain ikutan les tambahannya, kalo gak ikutan les mungkin nilainya bakalan merah.
Selalu sebangku dengan juara kelas bahkan juara umum disekolah itu (dia sekarang sudah jadi dokter) tapi tetap tak pernah nuler tuh pinternya, paling sering jahilin guru biologi yang sekarang katanya udah ninggal, dan langganan di omelin guru B Indo nesia dan Guru Agama, karena katanya pelajar putri di kelas kami paling genit..padahal pelajar putranya ajah yang suka nongkrong tebar pesona di depan kelas kita..heheheh
Kelas 3 SMP pernah pacaran ama anak SMA lain, eh malah diketawain ama temen, katanya pacarnya ketuaan..padahal naksir doikan udah 3taon baru berani deketan...dari kelas 1 SMP udah seneng, tapi kayaknya salah taksir karena doi sendiri idola dikota itu ...yah itu sihh dizamannya itu...
Tau tiba-tiba suka nelpon ke rumah, gak ngerti kalo itu dia namanya naksir gue, dibilangin ama temen yang sering nitipin salamnya...masih pake acara surat-suratan segala, kertasnya warna merah jambu dan kertasnya harumm banget, yang isinya cuma tertulis "Minta Photonya dong" hahahahaha...
ada gambar hati dan tanda tangan, segitu doang???
Sampai pacaran bertahun-tahun pun photo tak jua dikasih, kecuali minta dari temen lain atau malah ditilep dari album di rumah..ketauannya udah belakangan banget...entah gimana cerita, pindah kota ehhh gak ada lagi tuh lanjutannya...kadang nelpon kadang nggak, udah punya temen-temen baru jadi gak kepikiran lagi..
Lucu ya...kalo liat anak-anak yang sekarang wahh pacarannya udah pada berani, kita dulu ketemuannya bentar-bentar, kalo gak nganter ke sekolah yahh jemput dari sekolah, minum es campur pulang les tambahan dan di kunjungi malam minggu dengan jam kunjungan terbatas, bertamunya rame-rame pula...kayak mau demonstrasi...
Mengingat-ingat kelakukan masa lalu jadi ngebayangin seperti apa yah mereka sekarang? Tapi semua hanya sebuah masa lalu...
Sabtu, 28 Mei 2011
2 Hati
Sabtu, 30 April 2011
Mungkin Rindu Mungkin Juga Tidak
Tangggg!!!! Pukulan itu menandakan Pukul 01.00 malam
Engkau pasti sedang tertidur lelap, mungkin bermimpi mungkin juga tidak
Lalu sinar pagi perlahan akan menyeruak membuatmu terjaga
Memulai hari baru, mungkin bersemangat mungkin juga tidak
Menunggang kudamu, melewati hijau sawah yg menyegarkan mata dan hatimu, mungkin jadi segar mungkin juga tidak
Dan alam beratap langit biru dihiasi putih gumpalan awan,menjadi temanmu bercerita
Bisik hatimu terselip diantara derap kuda
Dingin pagi akan selalu membekukan rindumu,rindu yg terbagi ke hijau sawah dan birunya langit
Rindu yang mungkin akan memuai seiring matahari memanjat langit
Rindu yang kemudian mengumpal lagi seiring datangnya senja
Rindu yang telah melegenda dihatimu,diotakmu,didadamu yang terkadang ingin membuatmu meledak seperti kembang api dimalam malam tahun baru
Senin, 04 April 2011
Jika Aku Pergi Nanti
Jika aku pergi nanti, kenanglah aku sebentar. Sebentar di matamu, sebentar di pelukmu, dan sebentar di tidurmu.
Jika aku pergi nanti, menangislah ketika kau ingin. Barangkali itu bisa menggantikan bibirku yang pernah mengecup pipimu.
Jika aku pergi nanti, mungkin ada yg lenyap dari lenganmu; namun tak perlu risau sayang, sebab masih ada namaku dalam denyutmu, bukan?
Jika aku pergi nanti, baik-baiklah dengan waktu. Sebab tanpa tik tok jam itu, tak mungkin rinduku bisa meriuh dalam dadamu.
Jika aku pergi nanti, belajarlah tabah seperti hujan; yang diam-diam menahan duka, demi senyum untuk udara.
Jika aku pergi nanti, ingatlah hal-hal sederhana yg kuajarkan; seperti mendoakan cinta baru untukmu di tiap malam.
Jika aku pergi nanti, relakanlah sayang. Mungkin pd hakekatnya kita bertemu hanya untuk belajar sesuatu, bukan untuk terus bersatu.
Thank You @SilenceHart
Paulo Coelho: Things Pass, and the best we can do is to let them really go away
Senin, 14 Maret 2011
Kendi akan ke Jakarta (sambungan)
Lama Kendi menatapku setelah aku mengeluarkan kalimat itu, kalimay yang aku sendiri tak menduga untuk mengatakannya, Kendi menatapku lekat, bukan tatapan kaget, senang ataupun sedih...tatapannya sangat datar.
"Mandi sana, baumu sama sekali tidak enak.." katamu sambil membukakan pintu mobil untukku turun.
Aku melangkah lunglai menuju arah ibuku yang menunggu didepan pintu, bergegas mandi dan selesai dengan semua ritual sebelum tidur..lalu karena terlalu letih aku langsung tertidur pulas.
Hari terus berganti, tak ada lagi Kendi disini, bersusah payah untuk mebiasakan diri, hingga saat ulang tahunku tiba setelah 7bulan aku sama sekali tak ada kontak dengannya.
Pembantuku memberi sebuah amplop dan sebuah kotak, katanya titipan dari Bang Kendi (orang serumah juga ikut-ikutan memanggilnya Kendi).
Aku buka amplop yang disampul luarnya tertulis _Buat Racunku yang Manis_
dengan tak sabar, membaca isinya:
Haiii...Happy Birthday ya Cunnn...ini ultahmu yang ke 19, wahhh kamu sudah besar...aku pasti lagi kangen saat kamu baca surat ini. Maaf, kadonya dititip ke si Uni, karena aku pikir, aku gak mungkin mengantarkannya ke kamu langsung, ketika membungkusnya pun aku tidak tau akan sedang berada dimana saat kamu menerimanya. Oh ya, apakabar Kampusmu? sudah bayak temankan? hehehehe...pasti dehhh, kamu tidak bisa selalu nempel sama Kendi, bisa gak laku kamu nanti...
Eh, sudah punya pacar? Gimana pacaran ama teman sekampus, seneng yah pastinya, I Really Hope So...
Cun, ttg pemintaan kamu yg terkahir, maaf banget aku gak bisa mengabulkannya, untuk pertama kalinya aku gak bisa mengabulkan permintaan kamu. Kamu mau tau alasannya Cun, aku ingin kamu kuliah, karena itu pasti berguna buatmu, buat Ibumu dan buat adik2mu...I'm so sorry about your family ...tapi percaya aku, kamu gak akan nyesal nyelesaiin kuliah ampe beres. Setidaknya membuat ayahmu sadar kalo Kuliah itu emang penting, tidak seperti yang dia katakan selama ini, bahwa kalian akan selalu bergantung hidup padanya, karena kalian tidak bisa berbuat apa-apa.
Kalau dikilas balik pertemuan kita, semua hanya ketidak sengajaan yah, tapi lama-kelamaan aku sayang ama kamu...harus aku akui, kamu menjadi bayang-bayang seseorang dimasa laluku, dan aku tidak mau itu berkelanjutan, dan akhirnya akan membuatmu kecewa. Maaf kalau kejujuran ini menyakitkan, dan maaf aku tak pernah menceritakan tentang Brinda. Kamu pernah bertanya ttg lukisan seseorang dikamarku? itulah dia Brinda, lukisan itu lukisan terakhirnya sebelum dia pergi untuk selamanya, mungkin karena dia juga baik seperti kamu makanya agak susah buatku mencari penggantinya, hingga ketemu kamu pun aku selalu berpikir bahwa kamu adalah Brinda, meski kadang aku heran...kenapa ada orang yang dilahirkan sama persis, hingga tanggal lahirnya sama, harusnya dia sudah sebesar kamu sekarang. Tapi tak ada yang perlu dikasihani Cun...aku yakin nanti semua akan berlalu seiring waktu.
Oh ya, itu aku belikan kamu sepatu, sepatu yang aku yakin sangat kamu sukai warnanya, dipake yahh..ampe lecek ampe rusak :), ukurannya aku yakin pas, itu sudah pernah kamu coba di toko itu, masih ingatkan?
Cun, kamu baik...kamu anak yang sangat baik, tapi terkadang kamu sering tidak percaya kepada orang lain, dan juga tidak percaya pada dirimu sendiri, menutup hati, mengingkari bahwa sebenarnya kamu mampu melakukan banyak hal. Kamu selalu tulus untuk melakukan apapun terhadap orang lain, itu yang selalu aku suka tentangmu. Ayolah Cun, tunjukkan pada mereka bahwa kamu hebat...jangan selalu merengek ke aku.
Mungkin ini suratku yang terakhir, karena kalau pun kita ketemu suatu saat itu hanya ketidak sengajaan dan aku harap saat itu kamu memang sudah menjadi Racun Hebat. OK..
one more time, Happy Birthday ya Cun...
Salam Sayang,
Kendi (meski aku gak suka dengan nama ini)
Hanya begitu, ternyata aku hanya sibuk bercerita ttg ku saja ke pada Kendi selama ini, aku tak pernah mau tau ttg apa yang dia pikirkan ttg apa yang dia inginkan, ttg apa yang mebuatnya sedih dan senang.
Sore itu, aku bergegas mandi, berniat jalan-jalan sore dengan sepatu baruku, mentraktir taman-temanku yang sudah menunggu untuk perayaan Ulang Tahun ini.
Sambil ber ucap: Terima Kasih Kendi, kamu benar...dunia kampus itu menyenangkan, dan aku sudah naksir seseorang, tapi masih tidak berani mendekatinya.
Bahagia buatmu dimana saja ya...
"Mandi sana, baumu sama sekali tidak enak.." katamu sambil membukakan pintu mobil untukku turun.
Aku melangkah lunglai menuju arah ibuku yang menunggu didepan pintu, bergegas mandi dan selesai dengan semua ritual sebelum tidur..lalu karena terlalu letih aku langsung tertidur pulas.
Hari terus berganti, tak ada lagi Kendi disini, bersusah payah untuk mebiasakan diri, hingga saat ulang tahunku tiba setelah 7bulan aku sama sekali tak ada kontak dengannya.
Pembantuku memberi sebuah amplop dan sebuah kotak, katanya titipan dari Bang Kendi (orang serumah juga ikut-ikutan memanggilnya Kendi).
Aku buka amplop yang disampul luarnya tertulis _Buat Racunku yang Manis_
dengan tak sabar, membaca isinya:
Haiii...Happy Birthday ya Cunnn...ini ultahmu yang ke 19, wahhh kamu sudah besar...aku pasti lagi kangen saat kamu baca surat ini. Maaf, kadonya dititip ke si Uni, karena aku pikir, aku gak mungkin mengantarkannya ke kamu langsung, ketika membungkusnya pun aku tidak tau akan sedang berada dimana saat kamu menerimanya. Oh ya, apakabar Kampusmu? sudah bayak temankan? hehehehe...pasti dehhh, kamu tidak bisa selalu nempel sama Kendi, bisa gak laku kamu nanti...
Eh, sudah punya pacar? Gimana pacaran ama teman sekampus, seneng yah pastinya, I Really Hope So...
Cun, ttg pemintaan kamu yg terkahir, maaf banget aku gak bisa mengabulkannya, untuk pertama kalinya aku gak bisa mengabulkan permintaan kamu. Kamu mau tau alasannya Cun, aku ingin kamu kuliah, karena itu pasti berguna buatmu, buat Ibumu dan buat adik2mu...I'm so sorry about your family ...tapi percaya aku, kamu gak akan nyesal nyelesaiin kuliah ampe beres. Setidaknya membuat ayahmu sadar kalo Kuliah itu emang penting, tidak seperti yang dia katakan selama ini, bahwa kalian akan selalu bergantung hidup padanya, karena kalian tidak bisa berbuat apa-apa.
Kalau dikilas balik pertemuan kita, semua hanya ketidak sengajaan yah, tapi lama-kelamaan aku sayang ama kamu...harus aku akui, kamu menjadi bayang-bayang seseorang dimasa laluku, dan aku tidak mau itu berkelanjutan, dan akhirnya akan membuatmu kecewa. Maaf kalau kejujuran ini menyakitkan, dan maaf aku tak pernah menceritakan tentang Brinda. Kamu pernah bertanya ttg lukisan seseorang dikamarku? itulah dia Brinda, lukisan itu lukisan terakhirnya sebelum dia pergi untuk selamanya, mungkin karena dia juga baik seperti kamu makanya agak susah buatku mencari penggantinya, hingga ketemu kamu pun aku selalu berpikir bahwa kamu adalah Brinda, meski kadang aku heran...kenapa ada orang yang dilahirkan sama persis, hingga tanggal lahirnya sama, harusnya dia sudah sebesar kamu sekarang. Tapi tak ada yang perlu dikasihani Cun...aku yakin nanti semua akan berlalu seiring waktu.
Oh ya, itu aku belikan kamu sepatu, sepatu yang aku yakin sangat kamu sukai warnanya, dipake yahh..ampe lecek ampe rusak :), ukurannya aku yakin pas, itu sudah pernah kamu coba di toko itu, masih ingatkan?
Cun, kamu baik...kamu anak yang sangat baik, tapi terkadang kamu sering tidak percaya kepada orang lain, dan juga tidak percaya pada dirimu sendiri, menutup hati, mengingkari bahwa sebenarnya kamu mampu melakukan banyak hal. Kamu selalu tulus untuk melakukan apapun terhadap orang lain, itu yang selalu aku suka tentangmu. Ayolah Cun, tunjukkan pada mereka bahwa kamu hebat...jangan selalu merengek ke aku.
Mungkin ini suratku yang terakhir, karena kalau pun kita ketemu suatu saat itu hanya ketidak sengajaan dan aku harap saat itu kamu memang sudah menjadi Racun Hebat. OK..
one more time, Happy Birthday ya Cun...
Salam Sayang,
Kendi (meski aku gak suka dengan nama ini)
Hanya begitu, ternyata aku hanya sibuk bercerita ttg ku saja ke pada Kendi selama ini, aku tak pernah mau tau ttg apa yang dia pikirkan ttg apa yang dia inginkan, ttg apa yang mebuatnya sedih dan senang.
Sore itu, aku bergegas mandi, berniat jalan-jalan sore dengan sepatu baruku, mentraktir taman-temanku yang sudah menunggu untuk perayaan Ulang Tahun ini.
Sambil ber ucap: Terima Kasih Kendi, kamu benar...dunia kampus itu menyenangkan, dan aku sudah naksir seseorang, tapi masih tidak berani mendekatinya.
Bahagia buatmu dimana saja ya...
Minggu, 27 Februari 2011
H.E.C.T.I.C
3minggu yang melelahkan, semua pekerjaan serentak untuk minta diselesaikan...tiba-tiba Bos dikantor sangat fokus untuk divisi produk di bawah koordinasiku.
Pressure meningkat...report lebih intensif tapi harus tetap akurat, belum lagi mensupport team secara administratif agar presentasi approval tinggi, belum lagi monitoring penawaran agar tak terjadi miss selling.
Ditambah lagi harus juga develop orang-orang yang selama ini cuek dengan divisi ini, meski sebenarnya udah pernah ditrain sebelumnya, mau tidak mau mereka harus belajar produknya lagi, menjadi trainer dalam dan luar kota di jabani, HP tak henti berdering, semua jadi hectic...emosi jadi semakin tinggi, semua ingin bagiannya bisa dipercepat, padahal dari dahulu kala kita sudah info dengan sistem first "in" first "out".
Dalam suasana kalang kabut ini dompet pun hilang melayang tak tau letak dimana...padahal semua surat dan kartu berharga ada disana, repot nya mau ngurusin lagiiiii....
Sering sekali saya harus menyesal dan minta maaf lagi setelah membentak orang yang selalu mendesak didahulukan menolak diajak meeting ataupun yang tidak becus dengan kerjaannya...saya bertanya dalam hati "apakah omongan saya tadi terlalu kasar?"
Ini weekend terkahir di bulan ini, senin last day dan semua sudah harus done, padahal masih banyak yang belum beres. Pasrah sajalah kalau memang nantinya akan diprotes bahkan dipanggil Bos yang mungkin akan memberi SP.
Sering kepikiran tentang beberapa remind di Blackberry, tentang kalimat yang atasan gunakan untuk meminta kita-kita untuk mlakukan semuanya dengan sempurna, kadang membuat sedih, kecewa, marah dan rasa-rasanya ingin balik meremind dengan tak kalah keras...
Hingga seorang partner mengingatkan saya untuk mengambil nilai positifnya saja. Akhhh...semua memang ada hikmahnya, semua hanya bagian dari melatih kesabaran dan profesonalisme kerja. Sudahlah...saat ini hanya bisa berbuat semaksimal dan sebaik mungkin, jika hasilnya tidak sesuai ekspektasi apa boleh buat...yang penting tetap semangat (menghibur diri sendiri)
Pressure meningkat...report lebih intensif tapi harus tetap akurat, belum lagi mensupport team secara administratif agar presentasi approval tinggi, belum lagi monitoring penawaran agar tak terjadi miss selling.
Ditambah lagi harus juga develop orang-orang yang selama ini cuek dengan divisi ini, meski sebenarnya udah pernah ditrain sebelumnya, mau tidak mau mereka harus belajar produknya lagi, menjadi trainer dalam dan luar kota di jabani, HP tak henti berdering, semua jadi hectic...emosi jadi semakin tinggi, semua ingin bagiannya bisa dipercepat, padahal dari dahulu kala kita sudah info dengan sistem first "in" first "out".
Dalam suasana kalang kabut ini dompet pun hilang melayang tak tau letak dimana...padahal semua surat dan kartu berharga ada disana, repot nya mau ngurusin lagiiiii....
Sering sekali saya harus menyesal dan minta maaf lagi setelah membentak orang yang selalu mendesak didahulukan menolak diajak meeting ataupun yang tidak becus dengan kerjaannya...saya bertanya dalam hati "apakah omongan saya tadi terlalu kasar?"
Ini weekend terkahir di bulan ini, senin last day dan semua sudah harus done, padahal masih banyak yang belum beres. Pasrah sajalah kalau memang nantinya akan diprotes bahkan dipanggil Bos yang mungkin akan memberi SP.
Sering kepikiran tentang beberapa remind di Blackberry, tentang kalimat yang atasan gunakan untuk meminta kita-kita untuk mlakukan semuanya dengan sempurna, kadang membuat sedih, kecewa, marah dan rasa-rasanya ingin balik meremind dengan tak kalah keras...
Hingga seorang partner mengingatkan saya untuk mengambil nilai positifnya saja. Akhhh...semua memang ada hikmahnya, semua hanya bagian dari melatih kesabaran dan profesonalisme kerja. Sudahlah...saat ini hanya bisa berbuat semaksimal dan sebaik mungkin, jika hasilnya tidak sesuai ekspektasi apa boleh buat...yang penting tetap semangat (menghibur diri sendiri)
Minggu, 20 Februari 2011
Kendi akan Ke Jakarta
Sudah lama aku tak melihatnya, terakhir kami bertemu ketika aku selesai OSPEK masuk salah satu Perguruan Tinggi Negeri. Sore itu dia menjemputku dari kampus baruku, karena memang aku memintanya...seluruh baju dan sepatuku yang berwarna putih berubah warna menjadi coklat karena mengikuti kegiatan OSPEK ditengah lapangan yang berlumpur akibat hujan malam sebelumnya.
Sebelum sampai dirumah dia mengajakku mampir untuk makan bakso, agak aneh memang...dia tak pernah suka bakso, tapi aku juga lapar maka aku mengangguk tanda setuju.
Tak lama kami selesai ngebakso lalu melanjutkan rencana pulang karena senja sudah semakin dalam, dan aku juga tak sabar ingin segera mandi.
"Aku akan ke Jakarta Minggu ini" katanya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan lurus didepan sambil memegang setir. Aku yang menolehnya, meyakinkan ini hanya cadaan...tapi aku juga sangat tau dia, candaan type begini bukan modelnya.
"Ngapain? Kok dadakan?" tanyaku sedikit menggeser badan menghadapnya.
"Rumah sudah gak asyik, si Uda bersama istri dan anaknya akan tinggal di rumah, si Ida juga akan menikah...tentunya juga akan tinggal dirumah". Aku berteman baik juga dengan adiknya Ida, tapi Ida tak pernah cerita kalau dia akan menikah. Aku terbayang bagaimana dia yang jadi anak tengah tinggal dirumah itu, dengan ibunya yang selalu ngoceh dan nanyain dia kapan menikah, secara usia dia memang masih relatif muda, saat itu dia sudah berusia 25 dan aku berusia 18tahun. Seperti biasa, ibu akan selalu nanyain hal begituan jika kondisi kesehatannya agak terganggu. Dan dia selalu jengah dengan pertanyaan itu.
Kendi adalah teman baikku, teman yang sederhana tapi entah kenapa mempunyai aura untuk aku patuhi, mungkin karena dia juga tak pernah memberi contoh buruk dihadapku, teman yang selalu sopan, sedikit pendiam tapi punya sangat banyak kawan, teman yang aku selalu salut dengan kejujurannya, teman yang tak banyak menuntut tapi selalu berusaha dengan gigih. Teman yang tak pernah mau kuajak kerumah dengan alasan "Nanti mama kamu nanya, kok kamu punya teman yang sudah tua seperti aku?" padahal aku tau, mungkin dia tidak percaya diri masuk ke rumahku.
Kendi...begitu aku selalu memanggilnya, meski terpaut usia jauh denganku tapi aku tak pernah memanggilnya Uda atau Abang,melainkan ke semua temannya aku selalu memakai tutur sebutan Uda atau Abang itu. Pernah dia protes, "Kamu kalo ke teman aku selalu pakai kata abang atau uda, kok ke aku gak pernah?" lalu aku jawab asal "maless, gak pantes ajah, aku punya uda atau abang kayak kamu". "Lho jadi pantesnya apa?" tanyamu masih dengan nada protes."Ya jadi kendi, kamu tau kendi kan? ya kayak gitu?" aku kehilangan kata-kata sebenarnya untuk memberi penjelasan bahwa aku gak suka kalo tiba2 aku menggilnya abang atau uda lalu kami seperti oleh terpaut usia yang sangat jauh lalu akan jadi sama2 sungkan.
Kendi adalah temanku yang selalu menguatkan aku ketika aku bercerita tentang suasana galau dirumah, seburuk apapun suasana dirumah yang aku ceritakan, dia tak pernah menyalahkan ayah atau ibuku, Kendi yang selalu menghilangkan takutku ketika aku dikejar amukan ayah atau pun ibuku, Kendi yang selalu berhasil membuatku riang selalu setiap aku pulang ke rumah setelah aku bersamanya.
Kendi juga yang menguatkan aku untuk harus tetap lanjut kuliah, ketika lulus SMU aku bilang aku ingin menikah, malas kuliah, aku ingin menyerahkan jiwa dan ragaku untuk suamiku kelak, mengurus anak-anak kami, mempersiapkan sarapan lezat buatnya, menunggunya pulang kerja dengan wajah sumringah lalu sesekali liburan keluar kota.
Tapi Kendi yang dengan semangat mengantarkan aku pergi mendaftarkan diri ujian UMPTN, ikut antrian panjang banget ketika memulangkan formulir pendaftarannya. Kendi juga yang memaksa aku untuk ikut bimbingan test masuk Universitas Negeri, meski sejujurnya dari sebulan paket yang ditawarkan aku hanya 2kali ikut kelasnya. Kalo saja Kendi punya waktu mungkin dia juga akan mengantar dan menjemputku ikut kelas itu, tapi saat itu dia sibuk. Hingga sehari sebelum pengumuman kelulusan UMPTN itu dia juga yang bilang "Kamu pasti lulus, nanti jam 11 malam aku pasti udah bisa tau nama-nama lulusannya" katanya yakin tapi santai. Aku cuma bilang "Ya lulus, tapi belum tentu aku mau kuliah yaa..."sambil menggigit ujung sehelai rumput yang kutarik ketika berjalan ditengah sawah ayahnya.
Sebelumnya dia juga telah memaksaku untuk ikut tes ujian masuk D-III, katanya..."siapa tau kamu mau kuliah lebih singkat, hanya 6 semester bukan 8 semester, supaya gak terlalu bosan". Aneh memang, aku menuruti semua yang dia sudah atur untuk kuliahku, padahal hingga selesai mendaftar ulang sebagai mahasiswa baru ditemaninya pun aku masih tak ingin kuliah.
Kendi yang menemani aku mempersiapkan segala sesuatu persyaratan mengikuti OSPEK itu, hari pertama dia mengantarku, tapi kakak senior malah bilang mulai besok tak boleh diantar maupun dijemput lagi, harus naik bis arah ke kampus itu.
Seminggu OSPEK aku selalu capek, kegiatannya sampai jam 5 tapi harus ngantri nunggu bis yang selalu sesak kadang sampai dirumah sudah maghrib, dan aku selalu menelepon Kendi cerita tentang apa ajah yang ada di kampus, yang ada dia malah ngeledek "Gimana? masih mau kawin? gak mau kuliah?" dan akan diakhiri dengan tawa kecil berbunyi ejekan.
Sekarang hari Jumat, hari terakhir OSPEK, Senin aku akan mengikuti kuliah pertamaku, lalu akan resmi menjadi mahasiswa seutuhnya. Tapi hari Minggu Kendi akan pergi, meninggalkan aku, perlahan air mataku menetes, aku mulai sesenggukan. Membayangkan aku akan sendiri, ketika rumah tak lagi nyaman, ketika aku ingin makan siang ditengah sawah ayahnya, ketika aku ingin menatap Kota Padang dengan kerlip lampu malam di atas Bukit Panorama sambil makan jagung, ketika laut menjadi menyenangkan dari bukit di Bungus sana. Aku kehilangan, tapi aku juga tak tega untuk menahannya tetap bertahan disini.
Aku tak berkata apa-apa, hanya diam saja dan dia tetap nyetir dengan laju kendaraan yang terseret disengaja. Aku masih belum bisa berkata apa-apa, meski banyak yang ingin aku ucapkan, banyak terima kasih tentang ketulusannya selama ini, terima kasih untuk bahu yang selalu bersedia aku tumpangi itu, tentang tangan yang selalu mengulurkan saputangan untuk mengusap airmataku, tentang senyumnya yang selalu ikhlas, tentang banyak nasihatnya, tentang pribadinya yang selalu jujur yang aku sangat kagumi, dan aku yang akan sangat kehilangannya.
"Ehm...besok aku ke Solok, pagi banget jam 9 aku sudah berangkat. Karena aku berangkat dari sana dengan sepupuku. Bermalam dirumah Maktuo lalu lusa langsung ke Jakarta" lalu jeda sebentar."Yeeeee....sudah mahasiswa kok masih cengeng sihh?" katanya lagi mencoba mengajakku tertawa sambil mengulurkan saputangan dari sakunya, selalu begitu. Tapi candaan itu tak lucu sama sekali."kalo kamu ke Jakarta kasih kabar ya, nanti kita ketemuan disana, karena bisa jadi aku takkan pulang ke Padang untuk jangka waktu lama, kecuali ada hal penting". Akhhh aku semakin benci duduk berlama-lama dimobil ini. Aku sebel luar biasa, menangis sejadinya, diam seribu bahasa. Rumahku semakin dekat, aku gugup...karena tak mungkin aku pulang kerumah dengan mata sembab, nanti orang-orang dirumah malah jadi mikir aneh-aneh. Cepat aku mengusap airmataku, bersikap sewajar mungkin, meski aku sebenarnya masih tak ingin pulang, masih harus ngomongin sesuatu ke dia agar aku lega. Tapi halaman rumahku semakin terlihat, aku hanya pasrah. Sampai di depan halaman rumah, aku mengajukan pertanyaan sebelum turun, "Kendi, boleh aku ikut saja denganmu ke Jakarta, aku ingin menikah, menikah denganmu saja, aku janji aku akan selalu ikut denganmu..." (-bersambung)
Sabtu, 29 Januari 2011
Selamat Pagi Hujan
Dia sangat menikmati hujan pagi ini. Langit gelap, air hujan membuat kuyup bumi dibagiannya, mwmbasahi semua yang ada di halaman hotel yang sudah seminggu dia tinggali. Dari tempatnya duduk ia bisa melihat orang-orang berlari-lari kecil menghindari hujan, sebagian berteduh, pengendara sepeda motor hilir mudik dengan kecepatan lebih tinggi. Dia memandang atap mobilnya yang terparkir di luar, air hujan turun dan tessss...!!!lalu pecah seketika kala ujungnya tertumpuk di atap mobil itu. Bunyi-bunyian itu menjadi senandung pagi menemani sarapannya. Masih ada segelas kopi panas dihadapannya dan dia masih termenung di meja itu.
Buatnya hujan tak selalu membasahi bumi, tapi juga hati dan matanya. Selalu begitu, menyukai hujan sekaligus membencinya...sangat menyukai dan juga sangat membencinya..!!!
Dia meraih handphone nya yang tergeletak disamping mangkuk sup nya yang sudah kosong, menulis sebuah pesan singkat: Selamat Pagi Hujan, Semoga pagimu menyenangkan disana...
Minggu, 16 Januari 2011
Ruang dan Waktu
Suatu masa ditengah senja Jakarta,ditengah riuhnya penumpang Damri yang bersiap menuju Bandara Soekarno Hatta, pengamen masuk...entah tulus atau basa-basi mendoakan keselamatan penumpang sebelum menembangkan sebuah lagu, berharap banyak saweran yang akan diterima. Love Is On The Way yang dulu dipopulerkan oleh Saigon Kick, slah satu lagu favoritku dari dulu hingga kini berkumandang dari mulut duo pengamen itu, lumayan bagus...tapi malah menguras energy ku.
Ada kalanya kita berada di dalam sebuah ruang dan waktu yang bersamaan, dimana kita ingin memaki dan memuji, ingin mengeluh dan bersyukur, ingin menangis dan tertawa...bahagia dan sedih...yah begitulah semua terjadi tanpa diminta, dan apakah ada manusia yang suka dengan keadaan demikian?
Ada kalanya semua perjuangan telah diupayakan dan tak ada lagi hal yang bisa dilakukan, semuanya telah sampai dititik puncak, dipaksa berhenti berharap serta menyerahkan sepenuhnya seluruh kekuatan untuk menjadi kelemahan ya itu pasrah kepada ruang dan waktu...
"Mau Request Mbak?" tanya salah satu dari pengamen itu, aku tersentak dari lamunanku...lalu menjawab "Mr. Big boleh...Goin' where the wind blows yah" jawabku...
dengan semangat mereka menyanyikannya...
Dan senja ini semakin meyesakkan mata dan hatiku...!!!
Sabtu, 08 Januari 2011
Yeahh...it's me!
Semua berlalu dengan sangat cepat..sudah menjalani usia di angka kepala 3…tak terasa, dulu waktu saya beranjak remaja, banyak yang bilang…”wah…kok makin jelek yahh, waktu kecilnya lucu dan imut..”. Pada saat mendengarnya saya selalu bilang: “Nanti lihat saja kalau umur 30an, pasti imut lagi…karena setiap 10tahunnya akan berganti-ganti…”.Gak tau jawaban ngasal dari mana seperti itu. Pada saat itu memang kalau diingat kayaknya memang lucu, tomboy minta ampun, mungkin diusia sekitar 13an sampai menjelang 20an saya tomboy luar biasa, rambut selalu cepak (alasannya sederhana, rambut ikal bikin ribet kalo abis keramas, susah disisir). Ketika yang lain pada payungan dari terik matahari saya malah punya banyak koleksi topi, yang lain mulai dengan high heels saya malah ngumpulin sneakers n beberapa boots, dan yang paling parah…setelah 1 tahun tak ketemu ibu saya dia pangling luar biasa waktu liat muka saya penuh jerawat, ampe gak ngenalin katanya…tapi saat itu sebenarnya saya sendiri tidak minder bahkan over percaya diri kayaknya, karena merasa saya senang demikian, merasa yahhh..it’s me!
Sebagai seorang ibu dan kebetulan pula saya anak perempuan seorang, ibu saya melakukan apa saja, maka muncullah jadwal saya wajib ke dokter kulit setiap sekali seminggu untuk keperluan “rekonstruksi” wajah…
Dan prosesnya sakiiitttt banget, gak nyenengin pokoknya…mana lama pula perawatannya bisa ampe 2-3jam, gak jarang saya malah ketiduran. Setelah 3 bulan hasilnya lumayan keliatan, wajah saya gak ada bentolan jerawatnya lagi…tapi malah bopeng disana sini, saya protes ke perawatnya, “masih 3 bulan lagi ampe semuanya selesai, tapi gak perlu tiap minggu, sekali 2minggu aja” huaaaaa….gak sabar nunggu lalu saya males ke sananya…
Sampai sekarang kadang rada nyesal juga gak nuntasin perawatan itu, padahal bayarannya udah lunas full ampe selesai, saat itu saya tak menghargai susahnya ortu saya nyari uang mungkin (maaf ya mami …)
Lalu tiba sekarang saya menjalani usia 30an, saya malah tak terlalu peduli dengan perawatan dan sejenisnya…tapi gak tau 5 tahun yang akan datang mungkin saya akan ikutan seperti yang lain, punya jadwal khusus buat perawatan.
Kebanyakan bilang, agar suami senang, tapi yang saya lihat malah aneh…dirumah kayaknya mereka gak ada bedanya dengan pembantunya, apalagi dengan daster yang morat marit hehehehe, spertinya itu baju kebangsaan ibu-ibu yahhh?? Belum lagi ada yang malas mandi kalo gak niat mau jalan-jalan keluar rumah, entah itu jalan santai, kondangan, ngunjungin teman, keluarga atau apalah namanya…
Dirumah malah dengan kondisi muka berminyak dan rambut awut-awutan … hehehehe…jadi sepertinya perawatan tadi lebih kepada kebutuhan wanita tersebut kayaknya, agar lebih percaya diri.
Dengan percaya diri inner beauty nya malah lebih kelihatan, aura wajah yang lebih positif, senyum yang lebih menarik, bahasa tubuh yang lebih mempesona dan gairah yang lebih bersemangat…
Ya, sebenarnya yang harus lebih dipertahankan itu adalah percaya diri, karena dengan percaya dirilah kita merasa mampu melakukan apa saja, sehingga keberanian lebih besar dari pada ketakutan.
Banyak hal yang bisa membuat percaya diri kita menjadi menurun, intinya adalah menganggap orang lain lebih mampu dari pada kita, seperti misalnya dikantor, masih banyak yang tidak percaya diri karena menganggap dirinya tak mahir dalam mengoperasikan PC/Laptop/Netbook, banyak yang tak percaya diri karena tak branded, banyak yang tak percaya diri karena merasa ilmunya lebih cetek dari yang lain, merasa gak keren, merasa gak asyik, merasa gak pantas dan lain-lain. Sehinggal malah jadi tidak enjoy dalam menjalani pekerjaan, maka timbullah kebosanan. Dan mungkin beberapa perusahaan tidak memperhatikan ini, padahal penting adanya self development yang fun agar gairah kerja tak menurun, banyak hal bisa dilakukan, tapi tak jarang juga si employee menganggap itu adalah beban. Training itu beban, menyita waktu, menghabiskan jatah waktu bersama keluarga, bersama teman, mengurangi jatah istirahat karena masih menganggap hal itu sebagai bagian dari pekerjaan yang menjadi tuntutan perusahaan…
Sekarang pertanyaannya adalah: bagaimanakah kita biasanya mempertahankan rasa percaya diri kita, atau malah meningkatkannya??
Sebagai seorang ibu dan kebetulan pula saya anak perempuan seorang, ibu saya melakukan apa saja, maka muncullah jadwal saya wajib ke dokter kulit setiap sekali seminggu untuk keperluan “rekonstruksi” wajah…
Dan prosesnya sakiiitttt banget, gak nyenengin pokoknya…mana lama pula perawatannya bisa ampe 2-3jam, gak jarang saya malah ketiduran. Setelah 3 bulan hasilnya lumayan keliatan, wajah saya gak ada bentolan jerawatnya lagi…tapi malah bopeng disana sini, saya protes ke perawatnya, “masih 3 bulan lagi ampe semuanya selesai, tapi gak perlu tiap minggu, sekali 2minggu aja” huaaaaa….gak sabar nunggu lalu saya males ke sananya…
Sampai sekarang kadang rada nyesal juga gak nuntasin perawatan itu, padahal bayarannya udah lunas full ampe selesai, saat itu saya tak menghargai susahnya ortu saya nyari uang mungkin (maaf ya mami …)
Lalu tiba sekarang saya menjalani usia 30an, saya malah tak terlalu peduli dengan perawatan dan sejenisnya…tapi gak tau 5 tahun yang akan datang mungkin saya akan ikutan seperti yang lain, punya jadwal khusus buat perawatan.
Kebanyakan bilang, agar suami senang, tapi yang saya lihat malah aneh…dirumah kayaknya mereka gak ada bedanya dengan pembantunya, apalagi dengan daster yang morat marit hehehehe, spertinya itu baju kebangsaan ibu-ibu yahhh?? Belum lagi ada yang malas mandi kalo gak niat mau jalan-jalan keluar rumah, entah itu jalan santai, kondangan, ngunjungin teman, keluarga atau apalah namanya…
Dirumah malah dengan kondisi muka berminyak dan rambut awut-awutan … hehehehe…jadi sepertinya perawatan tadi lebih kepada kebutuhan wanita tersebut kayaknya, agar lebih percaya diri.
Dengan percaya diri inner beauty nya malah lebih kelihatan, aura wajah yang lebih positif, senyum yang lebih menarik, bahasa tubuh yang lebih mempesona dan gairah yang lebih bersemangat…
Ya, sebenarnya yang harus lebih dipertahankan itu adalah percaya diri, karena dengan percaya dirilah kita merasa mampu melakukan apa saja, sehingga keberanian lebih besar dari pada ketakutan.
Banyak hal yang bisa membuat percaya diri kita menjadi menurun, intinya adalah menganggap orang lain lebih mampu dari pada kita, seperti misalnya dikantor, masih banyak yang tidak percaya diri karena menganggap dirinya tak mahir dalam mengoperasikan PC/Laptop/Netbook, banyak yang tak percaya diri karena tak branded, banyak yang tak percaya diri karena merasa ilmunya lebih cetek dari yang lain, merasa gak keren, merasa gak asyik, merasa gak pantas dan lain-lain. Sehinggal malah jadi tidak enjoy dalam menjalani pekerjaan, maka timbullah kebosanan. Dan mungkin beberapa perusahaan tidak memperhatikan ini, padahal penting adanya self development yang fun agar gairah kerja tak menurun, banyak hal bisa dilakukan, tapi tak jarang juga si employee menganggap itu adalah beban. Training itu beban, menyita waktu, menghabiskan jatah waktu bersama keluarga, bersama teman, mengurangi jatah istirahat karena masih menganggap hal itu sebagai bagian dari pekerjaan yang menjadi tuntutan perusahaan…
Sekarang pertanyaannya adalah: bagaimanakah kita biasanya mempertahankan rasa percaya diri kita, atau malah meningkatkannya??
Sabtu, 01 Januari 2011
Semoga
Alhamdulillah, akhirnya sampai di 2011, dan ini tulisan pertamaku di tahun 2011
Hanya sedikit memberi kesan tentang 2010, tahun dimana aku genap 30 tahun (#3dekade) menghabiskan waktu di tempat yang dinamakan bumi, di awal tahun begitu banyak resolusi di dalam hati, tapi hingga masa review tiba yaitu 31 Desember 2010, rasanya tak ada 1 resolusi pun yang bisa aku wujudkan...sedih sekali mengingatnya, tak ada kemajuan sama sekali rasanya, dan apakah karena itu aku termasuk kedalam golongan orang yang merugi?
Januari 2010, aku masih ingat tetang suatu masa dimana kita setengah sadar tentang apa yang telah kita jalani selama lebih dari 6 bulan, interaksi yang dimulai di bulan Juni 2009 (apakah kau masih mengingatnya), entah karena rasa euforia berlebihan kian kemari berubah jadi sebentuk perhatian yang berlebihan dan semakin kemari, jadi memunculkan posesif....dan malangnya Januari 2011 masih ada sisa disini...
Februari sebagai bulan yang paling singkat, tak ada yang aku cari rasanya, tak ada goal, tak ada obsesi tak ada apa-apa, setiap hari hanya berjalan seperti biasa...datar dan tak berasa...
Maret, April, Mei, Juni,Juli,dst juga masih kosong...sejak itu aku akui ada yang kosong...
Tapi harus akui juga tentang apa yang kudapat, tentang aku yang semakin suka membaca, tentang aku yang mendengar seseorang mengatakan ”Kok lu berubah ya tet? Lebih bijak kalo ngomong..” hanya begitu lalu dia pergi, lama aku tertegun dengan kata-kata itu. Aku rasa dia salah, aku bukan lebih bijak...melainkan apatis...mungkin ini yang dikatakan apatis...sebenarnya aku juga gak terlalu yakin dan tak ingin itu benar...
Lalu selama 2010, aku baru sadar bahwa aku tak sedikit pun pernah berolah raga, biasanya setiap pagi menuju meja kerja dari basement parkir aku masih mau menggunakan tangga, lumayan lah efeknya, berasa fisik lebih fit pagi hari...tapi yang terjadi malah, lebih banyak tidur pagi dan bangun siang...meski alhamdulillah tak ada sakit parah selama 2010 itu.
2010 juga memberi aku banyak flashback tentang masa lalu, mengaitkannya ke masa kini dan merencanakan sebuah masa depan...kalau bisa aku menyebutnya...mendesain ulang peta kehidupanku...dan aku sadar bahwa semua yang terjadi itu benar-benar adalah mauNya, aturanNya dan semua merupakan sebuah sebab akibat, sungguh tak ada yang kebetulan....jika pun suatu saat aku menyesal karena sebuah keputusan maka aku akan mencari tau apa
Tahun lalu aku lebih banyak sendiri, mengurung diri dikamar, kadang hanya merenung, atau sibuk browsing tentang beberapa hal yang ternyata menarik, yang tak pernah aku sadari selama ini....sibuk membaca buku yang sudah lama ku beli atau mungkin sibuk chatting dengan teman-teman lama...dan semua yang telah kulakukan berhasil sukses membunuh waktu, sehingga aku tak merasakan yang namanya sepi di rumah ini...meski tetap kosong disana.
2010 yaahhh 2010...tahun yang lumayan sulit mungkin, dimana aku merasa gagal total mengajar ”anak-anak” menjadi lebih baik, merasa kehilangan orang yang aku anggap sebagai ”guru”, tahun dimana aku baru sadar bahwa aku tak menambah aset network sama sekali, tahun dimana aku pernah merasa sebagai orang yang paling buruk, tahun yang selama 12 bulan aku selalu merasa butuh recharge lebih banyak, bukan karena bahagia dan senang berada didalam kondisi family less, tapi hanya ingin mempunyai ruang lebih luas untuk mengenal diri sendiri, tahun dimana aku terlalu banyak memanjakan diri sendiri, tahun yang paling berat untuk jujur kepada diri sendiri, tentang dia, mereka dan pekerjaan, tahun dimana aku merasa aku berpijak di tanah yang sebenarnya bukan menggambarkan apa yang aku suka but finally aku menghabiskannya tanpa banyak masalah...
Terimaksih untuk kalian semua untuk apapun yang menjadi kontribusi kalian, langsung atau tidak, sadar atau tidak, banyak atau tidak....
Apapun yang akan terjadi di 2011, hanya 1 yang aku inginkan adalah...bisa mengerti, memahami, menerima segala kenyataan apapun yang akan aku dapatkan...
Rabu, 22 Desember 2010
Kantong Plastik Hitam
Lalu dia terbuang dari keluarganya karena menikah dengan seorang pria yang tak seiman, meski ketampanan bukanlah alasannya menikahi pria itu, tapi hanya sederhana saja..sesederhana dia yang hanya seorang gadis kampung tidak tamat kelas 2 Sekolah Dasar.
Pria itu punya pekerjaan mapan, seorang manejer di sebuah perusahaan besar di zamannya. Mungkin dia lelah menjadi orang miskin, berpindah-pindah tempat inang tumpangan, dari satu rumah ke rumah lain, mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan, demi membalas jasa tumpangan dan sejengkal usus, tak di upah uang pun tak apa.
Usianya masih 19tahun kala itu, tak dibekali banyak pendidikan tentang agama...buatnya semua agama sama saja, menyembah dan takut kepada Tuhan yang sama...
Satu persatu anaknya lahir, memberi kebahagiaan buat mereka, hingga suatu masa...suami yang sangat dicintainya ditemukan "serumah" dengan orang lain...
Saat itu dunia nya hanya memiliki 1 warna yaitu hitam...lalu rengekan dan jerit tangis anak-anaknya menyadarkan ...bahwa dia punya nyawa lain yang harus dia perjuangkan...secepat kilat dia tinggalkan tempat itu, menggendong anak2nya, menjual barang2 murahan miliknya untuk bekal sementara dia membereskan kehidupan barunya....
Lagi-lagi, dia terperangkap dengan janji manis seorang pria lain yang kelak akan membahagiakannya...semuanya begitu manis membayangkan anaknya bisa hidup lebih layak...hari berganti bulan dan kemudian jadi tahun..kekerasan menjadi hadiah setiap hari...bukan hanya sekali 2kali pria itu menikahi wanita lain...7kali atau mungkin 8kali, tak sudi dia menghitungnya
Ucapan kata-kata kasar, suara keras memaki, menghina menjadi santapan tiada henti...fitnah dan sumpah serapah juga menjadi senandung bangsat yang selalu bergaung di istana yang dia bangun dari hasil usaha yang dia kelola.
Keahliannya masak memasak, menabung sedikit demi sedikit membuatnya berhasil menyelesaikan pendidikan anak-anaknya juga memdirikan istana impiannya...
Namun tak bertahan lama, karena kejadian yang sama terulang lagi, pria itu lagi-lagi menikah lagi dan lagi dan lagi...kondisi kesehatannya semakin parah, warung nasinya dia gadaikan, rumahnya dia gadaikan semua dia jadikan uang...yang kemudian dirampas pria itu, lenyap dari tangannya...tak hanya itu, nyawanya juga lenyap ketika dia terpental jauh setelah berebut uang dalam kantong plastik hitam itu.
Pria itu punya pekerjaan mapan, seorang manejer di sebuah perusahaan besar di zamannya. Mungkin dia lelah menjadi orang miskin, berpindah-pindah tempat inang tumpangan, dari satu rumah ke rumah lain, mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan, demi membalas jasa tumpangan dan sejengkal usus, tak di upah uang pun tak apa.
Usianya masih 19tahun kala itu, tak dibekali banyak pendidikan tentang agama...buatnya semua agama sama saja, menyembah dan takut kepada Tuhan yang sama...
Satu persatu anaknya lahir, memberi kebahagiaan buat mereka, hingga suatu masa...suami yang sangat dicintainya ditemukan "serumah" dengan orang lain...
Saat itu dunia nya hanya memiliki 1 warna yaitu hitam...lalu rengekan dan jerit tangis anak-anaknya menyadarkan ...bahwa dia punya nyawa lain yang harus dia perjuangkan...secepat kilat dia tinggalkan tempat itu, menggendong anak2nya, menjual barang2 murahan miliknya untuk bekal sementara dia membereskan kehidupan barunya....
Lagi-lagi, dia terperangkap dengan janji manis seorang pria lain yang kelak akan membahagiakannya...semuanya begitu manis membayangkan anaknya bisa hidup lebih layak...hari berganti bulan dan kemudian jadi tahun..kekerasan menjadi hadiah setiap hari...bukan hanya sekali 2kali pria itu menikahi wanita lain...7kali atau mungkin 8kali, tak sudi dia menghitungnya
Ucapan kata-kata kasar, suara keras memaki, menghina menjadi santapan tiada henti...fitnah dan sumpah serapah juga menjadi senandung bangsat yang selalu bergaung di istana yang dia bangun dari hasil usaha yang dia kelola.
Keahliannya masak memasak, menabung sedikit demi sedikit membuatnya berhasil menyelesaikan pendidikan anak-anaknya juga memdirikan istana impiannya...
Namun tak bertahan lama, karena kejadian yang sama terulang lagi, pria itu lagi-lagi menikah lagi dan lagi dan lagi...kondisi kesehatannya semakin parah, warung nasinya dia gadaikan, rumahnya dia gadaikan semua dia jadikan uang...yang kemudian dirampas pria itu, lenyap dari tangannya...tak hanya itu, nyawanya juga lenyap ketika dia terpental jauh setelah berebut uang dalam kantong plastik hitam itu.
Langganan:
Postingan (Atom)