It's really Me Yeahh..

Foto saya
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Seorang yang mungkin menurut orang lain gak pernah jelas maunya apa, sukanya apa, bahkan ada yang bilang saya suka asal, namun saya pikir mereka yang aneh, beruntung saya berada ditengah keluarga yang selalu membanggakan ke"unik"an ini. Sehingga saya tak perlu merasa risih dengan apa yang saya punya...hal yang paling tidak saya suka adalah menyesal, karena menyesal hanya akan membuat kecewa dan marah, so yang terjadi yah udah ajah terjadi, yang akan datang yang harus di'nikmati'...saya termasuk orang yang cukup ramah meski susah akrab dengan orang lain, tapi jika kita udah klop..jangan tanya saya bagaimana membuat anda jadi gila huehehehe...artinyaaaa...kalian siap siap merindukan aku setiap saat hahahaha...narsis..itu pastiiii...karena aku harus menyukai diri sendiri dulu baru bisa menyukai orang lain..setuju setuju??? so welcome to my world!!!

Minggu, 25 Juli 2010

Cerita Pendek "ABU-ABU"




Pagi yang cerah, aku bercermin sambil bersisir..dan tiba-tiba terdiam. Mendekatkan wajah ke cermin…teringat aku tentang kita. Tawa canda tadi malam serasa sangat menyenangkan. Sudah lama aku tidak sebahagia ini…
Kuletakkan sisir itu kembali, tapi mata belum lepas dari hadapan cermin, kulihat wajahmu tersenyum manis disana.
“Aku kangen kamu..” katamu tiba-tiba lalu terdiam disela tawaku..
Aku memandangmu…lalu menunduk aku balas “Aku juga kangen kamu…”
”Seharusnya aku tak canggung mengatakan ini, akhhh bukan...bukan...seharusnya aku tak mengatakan ini..” ralatmu sambil menyeruput sirup manis dihadapanmu.
Aku menatap ke arah lain...kita terdiam, aku menyibukkan diri dengan menekan-nekan tombol pada HP ku yang sudah memburuk termakan zaman...
Lalu kau menariknya, meletakkannya ditempat yang sedikit sulit kuraih. Aku menyibukkan diri lagi memutar2 sedotan di dalam gelasku. Meski aku tak memandangmu tapi aku tau tatapmu tak lekang dariku.
”Katakan saja apa yang ingin kamu katakan...bukankah itu akan membuat lega?”tanyaku.
”Aku ingin kita tetap seperti ini...” kau meraih tangan kiriku...menggenggam jariku, terasa hangat menjalar disluruh tubuhku, padahal saat itu hujan sangat deras diluar cafe sana.
”Aku masih seperti beberapa waktu lalu...tapi...” aku terdiam
”katakan saja apa yang ingin kamu katakan...bukankah itu akan membuat lega?” kamu membalikkan kalimatku...
”Antarkan aku pulang!” pintaku sedikit tegas, sambil kuraih kembali HP ku, memasukkannya kedalam tas mungilku dan berdiri siap meninggalkan tempat menyenangkan itu...
”Hujan memang mulai reda, tapi belum berhenti...”sambil membuka jaketmu dan menyelimutkannya kebahuku...seakan tau aku sedikit tersiksa dengan dingin hujan itu.
”Aku tak harus menunggu hujan berhenti, tak ada yang melarangku mandi hujan ketika aku ingin” kataku sambil menatapmu.
Kamu meraih tangan kecilku, menuntunnya ke arah tempat parkir sepeda motor yang akan membawa kita, memasangkan helm dikepalaku, mengancingkan penguncinya dan memastikan aku sudah nyaman...
Brummmm....bunyi knalpot tak mengalahkan teriakku dalam hati, tak juga mengalahkan bunyi gemuruh langit.
Aku duduk dibelakangmu, menjaga jarak...agar tak terlalu rapat.
Sepeda motor melaju lambat, seiring dengan melambatnya air hujan turun membasahi wajahmu...
”Bolehkah aku memintamu sesuatu..?”tanyaku
”Hahahaha...pernahkah aku mengatakan tidak untuk semua permintaanmu?” tanyamu balik.
”Aku ingin melihat kota ini dimalam hari, dari bukit itu...aku ingin melihat lampu-lampu berkelip dibawah taburan bintang dilangit, bersamamu...”kataku
Sepeda motor melaju lebih cepat, kearah yang kumau...aku masih menjaga jarak, agar tak merapat. Hingga dibukit itu, panorama yang selalu kusuka sejak 13 tahun yang lalu, saat aku masih di kelas 2 SMU. Aku berdiri ditepi bukit itu, menatap ke bawah...dimana banyak lampu berkedip genit seakan tahu aku sedang bahagia. Kutatap keatas...hujan telah reda, bintang pun bermunculan...
Kau duduk disebuah warung kecil di tepi bukit...memesan teh manis panas 2 gelas, membiarkanku mengangumi panorama itu dan aku membiarkanmu mengagumiku.
Ada riak kecil dialiran darahku, bisik hati berkata ”Seandainya kau milikku, alangkah bahagianya jika aku bisa memelukmu di tepi bukit ini” aku mendesah napas, memasukkan tangan kedalam saku.
Tak lama kemudian kau menghampiriku dan berkata ”Sudah puas melihat lampunya?”
Aku diam, dan kau pun diam disampingku...kita sama-sama menatap lampu2 itu.
Lalu aku memelukmu, aku memelukmu erat seakan tak ingin lepas, seakan kau akan pergi tak lagi kembali, dan kau hanya diam mematung dan membisu.
Kudekatkan telingaku ke dadamu..ada degup keras disana, dan aku berbisik
”Kau tahu aku akan selalu merindukanmu, dan kau tahu ini bukan rindu biasa...”
Lalu kau membalas erat pelukku, mengusap kepalaku, membelai rambutku...
”Hei...kenapa jadi cengenng begini, seharusnya kali ini aku tak mengabulkan permintaanmu tadi”katamu bernada membujuk.
”Entah kenapa dulu aku tak berani mengatakannya, dan membiarkanmu selalu menunggu...tapi sekarang, kenapa aku jadi tidak ikhlas?” kataku disela-sela seduku...
Aku masih memelukmu erat dan semakin erat...
Kamu kibaskan rambut yang menutupi wajahku..mengusap air mata dipipiku, lalu mengecupnya, kiri dan kanan dan mengecup keningku..tangisku semakin deras...tak bisa lagi kubendung, semua menyesakkan semua bagaikan memaksa untuk keluar, meledakkannya dihadapanmu...
Kutatap matamu, ada titik air diujung pipimu
”Aku tak pernah menjanjikanmu apa-apa, dan kau tahu...aku telah menjanjikan sesuatu padanya, tak mungkin itu kuingkari...tak mungkin aku menghindar dari janjiku kepadanya dan seluruh keluarganya...aku telah berjanji untuk menghabiskan sisa usiaku dengannya...hhhhaaa...hh.”kau menghela napas...menahan titik air diujung mata itu semakin deras...memandang ke atas..menahannya agar tak tumpah.
”Tapi ada aku dihatimu...”rengekku manja...
”Biarkan saja tetap begitu...”katamu mengelus pipiku dengan ujung jarimu
”Itu akan menyiksamu...” –dan menyiksaku- kataku dalam hati
”Ada hal-hal yang bisa kita lakukan sesuka hati, ada hal-hal yang harus kita lakukan meski tak kita kehendaki...seandainya aku tahu kita akan bertemu kembali di gerbong kereta itu beberapa bulan lalu, seandainya aku tahu bahwa rasaku masih seperti dulu saat aku melihatmu kembali, tapi...semua sudah terlanjur, bulan depan kami akan pindah ke Surabaya...dan aku yakin kau akan menemukan belahan jiwamu dalam waktu dekat...”
Aku memeluk lenganmu menghadap ke arah lampu2 kota yang tak henti berkedip.
”Aku yang akan menunggumu kali ini...”kataku yakin.
”Jangan bodoh Sinar...!menjadi yang kedua buatku bukan takdirmu"
”Tapi itu pilihanku...”kataku lebih yakin lagi, entah setan apa yang sedang masuk kedalam tubuhku.
”Aku akan mengajukan pindah dinas ke kotamu nanti...aku akan menunggumu!”arah tatapku masih tak berubah
”Ayo dong Sinar sayanggg...kamu wanita cerdas, karir cemerlang, masa depan gemilang..kamu berhak untuk jadi yang pertama dan hanya satu-satunya, jangan berpikir yang aneh-aneh begitu”katamu mengguncang bahuku.
”Maukah kau melihatku bahagia?”tanyaku menyelidik ke matamu
”Katakan apa maumu...”jawabmu segera
”Tinggalkan dia, atau jadikan aku yang kedua”lemah aku menjawab
”Sinar, sebaiknya aku antar kau pulang”katamu
Aku menurut lemah, tak ada gunanya memaksa...karena sebenarnya aku juga tak tega.
Laju sepeda motor sangat cepat, kali ini aku tak lagi menjaga jarak, aku peluk tubuhnya dari belakang erat, sangat erat..sambil melepaskan galau melalui airmata...membasahi punggungnya...
Aku turun dari sepeda motor, kubuka jaket dan kupasangkan untuknya, kukecup pipinya..lembut...hingga air mataku jatuh dipipinya...
Aku masuk ke rumah tanpa berkata apa-apa.
Memanjakan diri dengan berendam air hangat...bersiap tidur, lalu HP ku berbunyi...
SMS darimu: ”Lusa aku akan menjemputmu Sinarku Sayang...”.
Tak ada balasan dariku, aku tertidur...aku tak ingin memimpikanmu, karena lusa aku akan bertemu denganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar